Juara 2 Lomba Menulis Artikel untuk Guru “Guru Millenial Pembentuk Akhlak Siswa”
Menjadi pendidik bukanlah pekerjaan mudah dalam arti sesungguhnya.
Pendidik memiliki tugas yang sangat kompleks dalam dunia pendidikan. Selain
itu, yang dihadapi pendidik adalah seorang anak manusia yang secara alamiah
memiliki naluri tersendiri. Bukan hanya itu, kesuksesan pendidikan yang
dijalankan oleh pendidik tidak akan berhasil jika tidak didukung oleh tripusat
pendidikan.
Pendidikan memiliki tujuan yang sangat agung, yakni membentuk manusia
yang berakhlak mulia. Kemuliaan akhlak manusia sebenarnya sudah melekat pada
dirinya sejak awal diciptakan oleh Tuhan, tetapi lingkungan memberi pengaruh
yang luar biasa sehingga seorang anak manusia bisa lebih jelek sifatnya
daripada binatang.
Tugas pendidik untuk membentuk akhlak peserta didiknya semakin
kompleks pada zaman sekarang. Perkembangan teknologi informasi membawa
perubahan yang besar dalam tatanan kehidupan social masyarakat. Oleh sebab itu,
tidak heran saat terlihat perbedaan yang sangat besar antara cara peserta didik
sekarang dalam bergaul dengan gurunya dibandingkan cara peserta didik zaman
dahulu menghargai gurunya. Oleh karena itu, pendidik wajib mengubah cara
pandang dalam meningkatkan akhlak peserta didik dan prestasi belajar peserta
didik.
Pendidik pada era sekarang wajib menguasai perkembangan teknologi
informasi dan memanfaatkannya sebagai sarana pengembangan diri guna menunjang
profesinya sebagai pendidik profesional. Menjadi pendidik hari ini wajib
mengembangkan media pembelajaran berdasarkan zaman yang diikuti peserta didik.
Begitu juga kalau pendidik ingin mengembangkan akhlak baik peserta didik maka
pendidik wajib menggunakan cara kekinian agar peserta didik benar-benar
tertarik dan tujuan pun tercapai.
Pendidik hari ini tidak boleh hanya sebagai fasilitator pengetahuan di
kelas jika peserta didik ingin dibentuk akhlaknya. Setiap guru wajib menjadi
inspirator di depan kelas sehingga benar-benar menyugesti siswa pada tujuan
yang mau dicapai, yakni berpengetahuan dan berakhlak yang baik.
Era kelimpahan informasi seperti saat ini memang membawa dampak
positif dan dampak negative. Dampak negatifnya perlu ditekan sekecil mungkin
dan dampak positifnya inilah yang perlu dikembangkan seluas-luasnya agar
memberi manfaat sebesar-besarnya terutama dalam pembelajaran di sekolah.
Caranya adalah memanfaatkan segala informasi yang positif sebagai media
pembelajaran. Guru dapat memanfaatkan film-film pendek yang inspiratif sebagai
media penggugah rasa dan jiwa peserta didik. Guru dapat memanfaatkan
hasil-hasil riset terbaru dan meramunya menjadi sebuah slide pembelajaran yang
pada akhirnya menggugah rasa dan pikiran siswa. Guru dapat mengunduh berbagai
video inspiratif di kanal youtobe atau website relevan dan meramunya menjadi
salah satu media pembelajaran yang menarik serta membawa pencerahan bagi siswa.
Penulis biasanya menampilkan satu film pendek mengawali pembelajaran
atau di akhir pembelajaran secara berkala. Kadang, penulis juga menayangkan
slide yang telah diisi dengan kumpulan informasi inspiratif baik berupa
tulisan, gambar, maupun video singkat. Penulis berdiri di depan kelas sebagai
motivator atau trainer. Kadang kala, penulis juga sengaja memutarkan satu film.
Semua ini penulis lakukan bukan berarti membangkang dari aturan sekolah atau
tuntutan kurikulum. Semuanya dipertimbangkan demi kenyamanan peserta didik
belajar, menumbuhkan semangat belajar mereka, serta mempengaruhi jiwa mereka
akan pentingnya pengembangan akhlak mereka di kemudian hari.
Penulis menyadari bahwa siswa memiliki titik jenuh dalam belajar.
Untuk itu, untuk me-refresh semangat
mereka, penulis memberikan “asupan gizi” ini. Hal ini penulis lakukan juga saat
mengikuti program Sarjana Mendidik di Daerah Terdepan, Terluar, dan Tertinggal
(SM3T). Pada saat itu, hal ini juga tampak berhasil walaupun medianya lebih
banyak dalam bentuk cerita.
Salah satu kisah menarik yang penulis amanati saat memutarkan film
pendek “Mana Janji Ayah” kepada siswa-siswa kelas V sungguh di luar dugaan.
Awalnya mereka merasa bahwa film itu biasa-biasa saja. Akan tetapi, pada
akhirnya penulis melihat bahwa banyak siswa yang menangis tersedu-sedu. Bahkan
ada satu siswa yang menangis sangat kuat. Setelah saya tanya beberapa anak,
saya dapat simpulan bahwa mereka sangat terharu perjuangan sang ayah tetapi
anaknya mendurhakainya. Mereka benar-benar berjanji untuk tidak durhaka kepada
orangtua mereka.
Saya tidak bisa mengatakan bahwa cara yang saya lakukan ini adalah
cara terbaik dan benar-benar ampuh membuat akhlak siswa semakin baik. Bagi
saya, menumbuhkan akhlak baik siswa tidak didapatkan dalam satu hari atau
sebulan atau satu semester. Akhlak baik itu tumbuh dengan pembiasaan yang
dilakukan secara berkala. Namun, dengan cara seperti ini dan ditambah dengan
pembelajaran sastra, saya berharap akhlak baik siswa saya akan terbentuk.
Mengenai kapan hasilnya bisa dipetik, itu biarlah waktu yang akan menjawabnya.
Nama pengirim : Justianus Tarigan
Nomor wa : 082193511328
Asal sekolah : SD dan SMP
Plus Jabal Rahmah Mulia
Kecamatan : Medan Sunggal
Kota :
Medan
Provinsi :
Sumatra Utara
Belum ada Komentar untuk "Juara 2 Lomba Menulis Artikel untuk Guru “Guru Millenial Pembentuk Akhlak Siswa”"
Posting Komentar