Lebih Waspada Covid-19
Selama
ini aku menganggap bahwa virus mematikan bernama Covid-19 yang gonjang-ganjing itu hanya ada di televisi. Apalagi
pusat wabah itu jauh sekali dari Indonesia, dan tempat tinggalku di desa,
terpaut hampir seribu kilometer jauhnya dari ibu kota. Tepatnya, virus itu
bermula di kota Wuhan, Ibu Kota Provinsi Hubei, China. Iseng aku memeriksa
jarak dari Wuhan ke desaku menggunakan Google Maps. 4.314 km! “Jauh...”, pikirku.
Aku baru agak peduli ketika pemerintah mulai mengumumkan sikap jaga jarak antar
sesama, social distancing. Belakangan istilah ini diperbaharui oleh WHO
menjadi Phyisical Distancing. “Hmmm, berarti ini serius,” batinku.
Keadaan yang memburuk, yaitu pemerintah daerah meliburkan pelajar selama dua
minggu, yang akhirnya diperpanjang satu minggu ke depan membuat aku bukan hanya
peduli tetapi juga kepo, penasaran sekali. Sejak itu aku mulai mencari
tahu lebih jauh tentang virus atau penyakit ini.
Karena
penyakit ini beseifat global, maka aku merujuk ke Badan Kesehatan Dunia/ World
Health Organization (WHO). Dari situ aku mempelajari bahwa penyakit ini
disebabkan oleh virus dan ia diberi nama resmi severe acute respiratory
syndrome coronavirus 2 (SARS-CoV-2) dan penyakitnya dinamakan coronavirus
disease (COVID-19). Semakin lama aku semakin penasaran dengan penyakit ini.
Aku berlangganan Newsletter dari WHO. Setelah itu, WHO setiap hari
mengirimiku laporan situasi Covid-19 melalui
e-mail. Dari situation report itu kau mendapatkan informasi terkini
secara global tentang jumlah kasus, kasus baru, jumlah meninggal dunia dan
sebagainya. Bahkan aku sempat beberapa kali ikut Virtual Press Conference
yang diselenggarakan oleh WHO melalui aplikasi ZOOM. Aku melakukan ini karena
aku ingin selalu mendapatkan informasi yang terkini dan resmi. Meningkatnya
rasa penasaranku beriringan dengan memburuknya kondisi terkini di daerahku.
Betapa tidak, hanya dalam 6 hari, jumlah kasus PDP 5 orang dan ODP sudah
mencapai 50 orang! Meski belum ada status positif Covid-19, kondisi ini cukup
membuat kita keder. Sejak hari ke tiga pemerintah mengumumkan data Covid-19 ini, aku dan teman-teman mulai
mengenakan masker. “Benar-benar dekat sekarang,” kataku dalam hati. Pemerintah
mulai mengatur jam kerja para pegawai. Kegiatan yang berpotensi mendatangkan
kerumunan massa juga dilarang. Penyemprotan disinfektan dilakukan dimana-mana.
salah satu karya siswa kelas 5 SD Dito 1 Lulu dalam menyelesaikan tugas online dari sekolah poster cegah covid-19 |
Siang
ini, sebuah kabar menakutkan aku terima. Setiap orang pasti tidak ingin
mendengar kabar itu. Anakku memberitahu bahwa dia menerima pesan dari teman
bermainnya. Isi pesannya adalah ia melarang anakku bermain ke rumahnya karena
tetangganya ada yang berstatus PDP. Astaghfirullah. Kugali informasi dari
anakku, siapa gerangan orang yang berstatus PDP tersebut, mengingat teman
anakku juga bertentangga denganku meski agak jauh. Betapa kagetnya ketika nama
temanku disebut. Masyaallah, dia adalah teman sekolah dan teman bermain sejak
kecil. Aku dan dia sangat dekat. Dan lagi, rumahku dengan rumah dia hanya
terhalang satu rumah saja! Tidak puas dengan informasi itu, aku menelpon
kolegaku yang memiliki akses informasi terhadap PDP. Aku berharap bahwa
informasi yang diterima anakku salah, atau setidaknya dia hanya berstatus ODP
saja. “Jadi bagaimana Mas?”, tanyaku lewat telepon. “Fix Pak, PDP dan dia
sekarang dirawat”, jawabnya sambil menerangkan rangkaian peristiwa mengerikan
hingga temanku mejadi PDP. Ya Allah, mengapa semakin dekat? Sementara di
grup-grup WA, mereka masih senang bercanda soal Corona Virus. Semoga mereka
segera menghentikan candaan itu, tingkatkan empati, dan fokus ke virus yang
semakin dekat.
BS_lumajang
SUMBER GAMBAR:
https://radamuhu.com/2020/01/26/virus-corona-dari-wuhan-china-sudah-sampai-malaysia/
Belum ada Komentar untuk "Lebih Waspada Covid-19"
Posting Komentar